Giveaway · Non-fiction

[Blog Tour & Giveaway] I Will Survive

29215927

Title : I Will Survive – 6 Langkah Menghadapi Masalah

Author : Riawani Elyta & Oci Y.M.

Editor : Ayu Wulan

Lay-out : Dyah Ayuning Tyas

Cover: Andhi Rasydan

Published : February 2016 (Indiva Media Kreasi)

ISBN: 978-602-1614-70-9

Genre: Non-fiction – Motivation – Self-help

Rate: thumbsthumbsthumbsthumbs

 

BLURB

“Masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.”

Sahabatan dengan masalah? Nggak salah tuh? Tenang, maksudnya kamu nggak perlu takut lagi dengan yang namanya masalah. Karena masalah kan udah jadi bagian dari kehidupan kita.

Terus nggak bisa hidup bahagia dong? Eits … siapa bilang. Kebahagiaan sejati itu muncul bukan pada saat kita telah berhasil menyingkirkan semua masalah, tapi saat kita bisa mengubah cara kita berhubungan dengan masalah. Nggak percaya? Kamu bakal ngerasain itu kalau bisa melihat masalah sebagai sumber potensial kesadaran, kesempatan untuk mempraktikkan kesabaran, dan untuk belajar.

Dengan baca buku ini, kamu bakal tahu: apa itu masalah, jenis-jenis masalah, kiat menghadapi masalah, survive dari masalah, dan masih banyak lagi deh.

Kawan, hidup sekali, kalau nggak berarti, rugi! So, jadilah pemecah masalah yang mampu menyelesaikannya sampai tuntas!

 

SINOPSIS

Buku ini terdiri atas 6 bab yang secara tuntas menjabarkan 6 langkah menghadapi masalah, yaitu:

  1. Inilah Realita
  2. Bersahabat dengan Masalah
  3. Apa Sih Masalahnya?
  4. Apa Kata Mereka?
  5. I Will Survive
  6. Akulah Si Biang Pemecah Masalah

 

Bab I. Inilah Realita

“Masalah adalah hidup itu sendiri” [hal. 9]

Di sini penulis menggambarkan bahwa masalah adalah satu dari sekian banyak realita hidup yang harus kita hadapi. Masalah seringkali timbul ketika kondisi kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan lama-kelamaan jika masalah ini terus datang bertubi-tubi, kita pun cenderung mengalami stres. Stres sendiri adalah hal yang wajar terjadi sebagai reaksi tubuh kita terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).

Ada 2 jenis stres, yaitu: eustres dan distres. Jika eustres adalah respon positif terhadap stres, maka sebaliknya distres justru merupakan respon yang negatif. Hal ini biasanya bersifat destruktif.

Stresor (penyebab stres) dapat berasal dari luar, yaitu fisik dan sosial, dan juga berasal dari dalam, yaitu faktor psikologis. Selain itu, gejala stres dapat dilihat dari psikologis (emosi yang tidak stabil) dan fisiologis (gejala yang terlihat secara fisik dan biasanya mengganggu fungsi tubuh).

Pandang aja masalah itu sebagai bungkusnya, sedangkan isinya adalah sebuah kebaikan bagi masa depan hidupmu nanti. [hal. 15]

Dalam bab I ini juga ada berbagai tips untuk mengatasi stres loh! Dan tidak hanya itu, penulis juga memberikan bahan referensi untuk pembaca berlatih mengatasi stres. Keren kan?

Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seseorang yang sudah bermental negatif. – W.W Ziege [hal. 23]

Selain membahas tentang stres dan cara mengatasinya, bab I juga memberikan informasi mengenai tahapan perkembangan remaja. Gak salah nih?! Iya, gak salah dong! Karena biasanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja inilah yang kerap menimbulkan stres.

 

Bab II. Bersahabat dengan Masalah

“Masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka membuatmu jadi lebih kuat dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.” [hal. 29]

Bab ini membeberkan dengan asyik gimana seharusnya kita memandang sebuah masalah, diantaranya adalah dengan tetap punya rasa percaya diri bahwa sekecil apapun masalah yang kita hadapi, Allah kita jauh lebih besar darinya. Selain itu, masalah yang kita hadapi kelak akan membuat kita lebih keren loh! Ha? Kok bisa? Ya iyalah! Kita akan terlihat keren karena pada akhirnya kita pun dapat survive dari masalah tersebut. Dan yang terpenting, masalah akan mendewasakan dan memberi kita banyak pengalaman. Dengan masalah, hidup kita juga jadi lebih berwarna alias gak monoton dan ngebosenin!

Every problem is a gift, without problems we would not grow. – Anthony Robbins [hal. 34]

Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi. – Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah [hal. 37]

 

Bab III. Apa Sih Masalahnya?

“(Masalah) yang ada di belakang dan di depan dirimu tidak lebih besar dari apa yang sesungguhnya ada dalam dirimu.” (Chicken Soup for Teens) [hal. 39]

Bab ini mengupas mengenai berbagai masalah yang kerap dihadapi oleh remaja sepertimu. Mulai dari permasalahan internal yang mencakup masalah hati dan masalah dengan diri sendiri, sampai dengan permasalah eksternal yang mencakup masalah dalam keluarga dan juga masalah di sekolah. Yup! Sounds familiar right?

 

Bab IV. Apa Kata Mereka?

Nah, bab ini merupakan sambungan dari bab sebelumnya yang mengupas mengenai masalah seputar kehidupan remaja. Disini dikisahkan berbagai kasus nyata tentang permasalahan yang dihadapi remaja. Tidak hanya itu, bagian ini juga mengisahkan bagaimana perasaan dan cara mereka dalam menghadapi dan mengatasi masalah tersebut.

 

Bab V. I Will Survive

“Kehidupan bukanlah tentang hidup tanpa masalah. kehidupan adalah tentang menyelesaikan masalah” @MotivatorBijak [hal. 69]

Bab kedua dari belakang ini menjadi pamungkas karena menjabarkan mengenai tips untuk kita dapat mengatasi masalah yang ada. Beberapa strategi yang disebut dalam buku ini diantaranya adalah problem-solving focused coping yang menggunakan metode STOP (Source, Trial and Error, Others, Pray and Parient), serta emotion-focused coping yang menggunakan pendekatan behavioral dan kognitif. Bingung? Baca langsung bukunya aja supaya gak bingung!

Masalah adalah satu-satunya peristiwa yang menjadikan hidup menjadi lebih hidup. [hal. 71]

Selain menjabarkan beberapa srategi untuk mengatasi masalah, bab ini juga memberikan contoh nyata dari orang-orang keren yang telah berhasil survive dari masalah mereka yang pasti bikin kita speechless. Kalau mereka bisa, masa kita gak bisa sih?!

Jika persoalan bertambah sulit, kesusahan makin menghimpit, dan putus harapan telah datang, maka tunggulah saat kelapangannya dalam waktu dekat. – ‘Aidh Bin Abdullah Al-Qarni [hal. 81]

Uniknya lagi, bab ini juga mengupas mengenai 4 karakter kepribadian menurut Florence Littauer. Nah! Dengan mengetahui karakter kepribadian, kita akan mendapatkan profil kepribadian kita, khususnya dalam hal pemecahan masalah. Seru kan!

 

Bab VI. Akulah Si Biang Pemecah Masalah

“Pemenang melihat jawaban setiap masalah, pecundang melihat masalah pada setiap jawaban.” – Rhenald Kasali [hal. 97]

Pada bab terakhir ini kita semua diajak untuk berani bermental trouble solver atau si pemecah masalah. Bukan jamannya lagi remaja menjadi trouble maker. Untuk itu bab ini mengupas tuntas ciri-ciri mentalitas seorang trouble solver. Dan hal ini tentunya dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. Bagaimana ciri-ciri seorang trouble solver dan upaya mewujudkannya? Baca langsung bukunya supaya lebih tercerahkan ya! Lebih seru lagi kalau kamu baca buku ini bareng-bareng sama teman-temanmu sehingga bisa saling menyemangati 🙂

 

REVIEW

“Pada kenyataannya saat ini masalah yang diakibatkan oleh kebosanan dan dibawa ke hadapan para psikiater lebih banyak dibandingkan masalah yang diakibatkan oleh stres.” – Victor Frankl [hal. 35]

Buku ini adalah karya pertama Riawani Elyta dan Oci Y.M. yang kubaca. Dan dari hasil googling serta membaca profil yang disajikan di halaman akhir buku ini aku jadi tahu bahwa keduanya telah melahirkan beberapa karya loh! Aku jadi penasaran pengen berburu karya-karya mereka yang lainnya.

Meskipun aku bukan lagi remaja usia belasan tahun yang menjadi target pembaca buku ini, namun aku menikmati membaca karya Riawani Elyta dan Oci Y.M. ini. Ternyata buku ini tidak hanya asyik dibaca oleh para remaja, namun oke juga untuk berbagai kalangan. Kenapa? Karena tips-tips di dalamnya dapat diterapkan secara praktis dalam menghadapi masalah di berbagai aspek kehidupan.

Bab yang paling kusukai dalam buku ini adalah bab III yang mengupas akar masalah yang kerap dihadapi para remaja. Kenapa aku suka bab ini? Karena aku adalah seorang ibu sekaligus pendidik, bab ini menjadi reminder agar kelak aku memaklumi pergolakan yang akan terjadi pada anak-anakku saat mereka beranjak remaja. Bagian yang membahas mengenai masalah keluarga dalam bab ini pun menjadi perhatian utamaku. Seolah-olah menjadi alarm agar aku sedini mungkin mencegah masalah yang mungkin timbul dalam keluarga kami, mumpung anak-anak masih jauh dari usia remaja.

Selain gaya penulisannya yang enak dicerna karena khas remaja, buku ini juga menyimpan banyak sekali quote menarik yang oke banget untuk memotivasi para pembacanya, termasuk aku. Selain beberapa quote yang sudah kuselipkan dalam sinopsis dan review diatas, berikut ini quote lainnya:

Kebahagiaan sejati itu muncul bukan pada saat kita telah berhasil menyingkirkan semua masalah, tapi saat kita bisa mengubah cara kita berhubungan dengan masalah. [hal. 29]

 

Sesungguhnya keimanan itulah yang mendorong seseorang saat diberi nikmat bersyukur dan saat diberi cobaan bersabar. [hal. 35]

 

Tanpa adanya komunikasi dan kehangatan, situasi dalam keluarga sama halnya dengan ilalang kering di musim kemarau. Satu puntung rokok yang dilemparkan, sudah cukup untuk membuat sang ilalang terbakar, dan apinya dengan cepat merembet ke mana-mana. [hal. 41-42]

 

Masalah ada bukan untuk ditangisi apalagi disesali, tetapi untuk dihadapi dan ditaklukkan. [hal. 69]

 

…tidak ada hasil yang mengkhinati usaha. – Elvira Devinamira (Putri Indonesia 2014) [hal. 99]

 

 

giveaway

Nah! Setelah membaca sinopsis dan reviewnya, pasti deh kalian penasaran pengen baca langsung buku motivasi yang luar biasa ini. Worry not! Akan ada 1 buah buku I Will Survive eksklusif untuk kalian loh! Kenapa eksklusif? Karena buku ini akan ditandatangani dan dikirimkan langsung ke alamat kalian oleh penulisnya. Daaaannnn… untuk pemenang yang bersedia mereview buku I Will Survive ini nantinya akan dapat hadiah tambahan 1 buku lagi loh dari penulisnya! Yeaaaayyy!!! ^o^

Pertanyaan:

Ceritain dong salah satu masalah terbesar yang pernah kamu alami dan bagaimana kamu mengatasinya?

 

Syarat dan caranya:

1. Follow akun twitter @womomfey, @RiawaniElyta dan @OciYM.

2. Follow akun instagram @womomfey, @RiawaniElyta dan @OciYM

3. Follow akun FB Kitty Tsukino,  Riawani Elyta dan Oci YM (optional)

4. Follow blog ini, serta www.riawanielyta.com dan www.ociym.net

5. Share info GA ini di timeline kamu (bisa via FB, twitter atau instagram) dengan mention @womomfey, @RiawaniElyta dan @OciYM (jika via twitter) atau repost/regram banner GA ini (jika via instagram) atau mention/tag  Riawani Elyta dan  Kitty Tsukino (jika via FB) dengan menyertakan hastag #IWillSurviveGA.

I Will Survive - GA Banner

6. Tulis jawaban kamu di kolom komentar dari post ini dengan menyertakan nama, akun yang dipakai untuk share info giveaway ini (bisa akun twitter/FB/instagram), link share, alamat e-mail, serta domisili. Jangan lupa copas juga pernyataan ini di dalam jawabanmu ya “Kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini”. (Review boleh di blog atau via kultwit di twitter bagi yg gak punya blog)

7. Periode #IWillSurviveGA ini adalah 1-5 April 2016.

8. Giveaway ini hanya berlaku bagi kalian yang memiliki alamat pengiriman di Indonesia ya. Kalau kamu tinggal di luar negeri namun memiliki alamat di Indonesia, berarti kamu masih bisa ikutan loh!

9. Pengumuman pemenang akan dilakukan paling lambat 3 hari setelah berakhirnya blog tour ini.

10. Good Luck

 

 

 

13 thoughts on “[Blog Tour & Giveaway] I Will Survive

  1. Masalah terbesar yang pernah aku hadapi adalah ketika merasa sendiri dan ditinggalkan semua orang.
    Cara mengatasinya: Ambil air wudhu kemudian sholat sunnah 2 raka’at. Adukan semua kepada Sang Maha Pemilik hati. Setelah itu, biasanya ngerasa lebih enak. Pikiran kembali jernih. Ternyata bukan mereka yang meninggalkan tapi hati ini saja yang merasa ditinggalkan.
    Menyibukkan diri dengan kegiatan positif juga membantu untuk tidak sensitif. Kalau sibuk, jadi nggak ada waktu untuk galau.

    Twitter: @azadinda
    Link share: https://twitter.com/azadinda/status/716076692687556609
    E-mail: aini.physics07@gmail.com
    Alamat: Mataram, Lombok.

    Like

    1. Maaf mbak, ada yang lupa. Pernyataan ini:
      Kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini.

      Semoga sukses GA-nya mbak 🙂

      Like

  2. Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    E-mail : kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
    Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/716209025059164160
    Ceritain dong salah satu masalah terbesar yang pernah kamu alami dan bagaimana kamu mengatasinya?

    Dulu, yah, ketika baru lulus Aliyah, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi–kuliah adalah keinginan terbesarku. Aku sudah belajar keras, aku ingin terus mengais ilmu. Tapi ada daya, karena masalah keluarga, aku harus memendam keinginan itu. Bahkan ketika aku mendapat kesempatan mengkuti selesksi beasiswa, aku pun harus menelan pahit. Aku gagal dalam seleksi itu. Ah, rasanya ingin marah tapi pada siapa? Dan yang lebih parah, ketika aku ikut tes tashih, lagi-lagi aku gagal. Padahal aku sudah belajar sungguh-sungguh. Pada saat seleksi awal buat ikut tashih, aku lulus duluan, tapi … ah ternyata aku lagi-lagi menelan kegagalan. Inilah fase di mana aku merasa sangat drop. Dalam usaha untuk meraih cita-cita itu aku harus terjungkal-jungkal. Kenapa Tuhan seolah mematahkan sayap harapanku? Yah, begitulah kira-kira kemarahan yang bercokol kala itu.

    Cara aku mengatasi kegagalan itu :
    1. Aku Move on dari kegegalan dan berusaha ikhlas. Yah, itulah yang aku lakukan kala itu. Setelah aku memikirkan masak-masak, aku tidak boleh terjebak dalam perasaan sedih yang berkepanjangan.
    2. Berserah diri pada Allah, mengadu pada-Nya. Mulai berpikir positif, bahwa di balik cobaan pasti ada hikmah. Mungkin kala itu aku belum ada jatah untuk mimpi itu. Dan benar semua itu diganti lebih indah setelah pergantian tahun berlalu.
    3. Mencari kesibukan. Yah, sejak saat itu aku memilih mencari kesibukan. Memilih suasana baru bisa menjadi terapi kesedihan.
    4. Menulis salah satu hal yang aku lakukan kala itu, mengeluarkan segala unek-unek kepidah agar merasa lega.
    5. Membaca. Ini adalah terapi yang selalu aku lakukan ketika memiliki masalah. Karena setelah membaca bisa membawa ketenangan.

    Like

  3. Nama : Miftahur Rizqi
    Akun Twitter : @MR_Laros
    Link Share : https://twitter.com/MR_Laros/status/716567734461472769
    e-mail : miftahur.rizqi2@yahoo.com
    Domisili : Banyuwangi, Jatim

    Ceritain dong salah satu masalah terbesar yang pernah kamu alami dan bagaimana kamu mengatasinya?

    = Masalah terbesarku sederhana yaitu tidak punya uang sama sekali disaat dibutuhkan. uang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan ini, karena dengan uang kita bisa membeli apapun. ketika itu aku ingin sekali membeli HP baru karena HP ku rusak. tetapi aku sendiri tidak punya uang sama sekali. padahal HP sangat berguna dalam kehidupan dunia yang serba modern ini. aku sempat berpikir dalam diriku sendiri saat itu : “tanpa HP aku mau ngapain?” . aku tidak ingin membeli barang pribadiku jika harus bergantung pada orang tua terus, aku ingin mandiri !!.
    CARA MENGATASI =
    1. Menenangkan Pikiranku
    hal pertama yang harus aku lakukan adalah menenangkan pikiranku. pikiran yang tenang akan membuatku lebih nyaman dan tidak bertindak tergesa-gesa. karena bertindak tergesa-gesa biasanya tanpa menggunakan pemikiran yang matang dan malah akan membuat masalah baru.
    2. Berpikir Positif
    aku berpikir positif dan optimis bahwa masalah yang sedang di hadapi akan bisa aku selesaikan dengan segera. dengan berpikir positif juga dapat membuatku mampu berpikir kreatif untuk mencari solusi.
    3. Berdo’a
    dengan berdo’a aku merasa lebih baik dan pikiran ku terasa ringan seakan tidak ada beban yang menggantung di kepalaku.
    4. Mencari Uang
    kebetulan, waktu itu disekolah ku ada tugas membuat contoh surat lalu di print dan dikumpulkan ke guru. aku berpikir untuk membuat jasa sederhana yaitu nge-print. walupun aku tidak punya mesin print dan hanya modal laptop untuk mengetik nya. ketika itu banyak teman-temanku untuk membuatkannya kepadaku lalu membayar ku dengan uang lebih. dari hari ke hari jasa sederhanaku ini laris, bahkan dari sekolah lain yg ingin buat makalah, laporan, atau tugas lalu di print, semakin hari semakin bertambah juga. alhasil, dengan jasa sederhana ini aku bisa membeli HP yang ku inginkan, yaaa.. walupun harganya tidak terlalu mahal sih., tapi aku bangga dengan sifat mandiri ku ini !!
    #IWillSurvive

    “Kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini”

    Liked by 1 person

  4. Arie Pradianita | @APradianita
    https://twitter.com/APradianita/status/716209921306431488?s=01
    ariepradianita@gmail.com | Sukabumi

    “Kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini.”

    Masalah besar itu adalah GAGAL MEMANDANG HIDUP. Gagal memandang hidup artinya saya gagal memandang bahwa diri saya berasal dari mana, untuk apa hidup saya dan mau kemana hidup saya? Saya salah menjawab pertanyaan ini maka disinilah kegagalan besar hidup saya sehingga terjadi seperti masa kini.. 😦

    Cara saya mengatasi gagal memandang hidup:

    1. Bersikap Sabar.
    Bagi orang yang memegang teguh agama, setiap kegagalan bisa jadi sebagai musibah, bisa juga berarti cobaan atau ujian. Dalam menghadapinya membutuhkan kesabaran dan pengakuan bahwa hanya kepada Allahlah semuanya dikembalikan dan kita meminta jalan keluar.

    2. Belajar dari Kesalahan dan Segera Bangkit.
    Bila saya menganggap kegagalan sebagai sebuah masalah dan masalah dipandang sebagai beban, saya mungkin akan menghindarinya. Bila saya menganggap masalah sebagai tantangan, saya mungkin akan menghadapinya. Namun masalah merupakan hadiah yang dapat saya terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, saya melihat keberhasilan di balik setiap masalah. Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses saya. Tanpa masalah, saya tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bila saya tak berani mengatasi masalah, saya tak akan menjadi seseorang yang sejati.

    3. Melihat Kelemahan Diri, Tidak Berburuk Sangka.
    Tetapi terkadang manusia aneh, ketika mendapat kemenangan, kesuksesan dan kejayaan, ingin seiisi dunia mengetahuinya. Namun manakala kegagalan menghampirinya, tak jarang ia mencari kambing hitam, menyalahkan karyawan, staf, guru, murid, orangtua, anak, tetangga, masyarakat, menyalahkan keadaan dan nasib. Bahkan tak jarang masalah itu dibawa ke rumah hingga keluarga pun menjadi ajang pelampiasan yang akhirnya istri/suami/anak disalahkan. Sekalipun mungkin orang lain pernah berbuat kesalahan atau merugikan, namun betapa sering manusia merugikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, cara mengatasi kekecewaan dari suatu kegagalan, pandanglah diri sendiri, apakah mempunyai kelemahan yang tidak terlihat sebelumnya. Mengingat begitu banyak yang terbiasa memandang kehebatan dirinya sendiri sehingga lalai melihat kelemahan diri sendiri. Hilangkan sikap berburuk sangka (su’udzan) kepada orang lain dan hindari mencari-cari kesalahan orang lain.

    4. Tumbuhkan Sikap Optimisme.
    Memandang kehidupan mesti dengan sikap optimisme. Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Allah SWT menciptakan hidup dan mati mempunyai tujuan tersendiri. Mungkin saja saya mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena saya melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila saya berani menengok ke sisi yang lain, saya akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Saya tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah orang yang optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis. Setiap tetes air yang keluar dari mata air akan mengetahui bahwa mereka mengalir menuju laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan.. Bahkan ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu bahwa suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur, sebagian kembali ke laut. Menjalani kehidupan tak perlu bersusah hati. Bila kita mampu menjalani kehidupan dengah bersemangat, maka beban seberat apapun akan terasa ringan. Bila kita tak pernah kehilangan harapan dan selalu optimis, kita akan selalu menemukan jalan keluar dari suatu masalah.

    Like

  5. Nama : Hanum Bella
    Twitter : @Hanumbellaa
    Link : https://twitter.com/Hanumbellaa/status/716395337703755777
    E-mail : hanumbag@yahoo.com
    Domisili : Sragen, Jawa Tengah.

    Masalah terbesar yang pernah saya alami adalah ketika saya menyembunyikan kebohongan suatu hal selama dua bulan kepada orang tua saya. Hingga kebohongan itu terkuak, membuat saya dan mama saling berdiam diri selama beberapa minggu. Saya masih ingat, ketika mama saya menangis semalaman hanya karena ulah bodoh saya. Saya bingung, takut, dan merasa bahwa saya adalah anak yang tidak tahu diri dan tidak berguna. Awalnya saya bingung mau menyikapi masalah itu bagaimana. Saya merasa bahwa saya masih terlalu kecil untuk dihadapkan dengan masalah yang cukup besar itu. Bagaimana tidak, saya menghilangkan uang puluhan juta dari atm mama saya. Walaupun papa sudah bilang, jika itu memang bukan rejeki mereka, tapi saya sebagai tersangka disini tetap merasa sungkan dan agak takut. Tapi, toh mau dikata apa lagi? Semua sudah terjadi. Benar kata papa, pengalaman memang mahal harganya.

    Dan saya mengatasi masalah tersebut dengan lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa. Memanjatkan berkali-kali doa agar masalah itu cepat berakhir. Sekaligus saya juga menyugesti pada diri saya sendiri bahwa Tuhan tidak akan memberikan suatu masalah di luar kemampuan dan kekuatan kita. Dan pada akhirnya, saya hanya bisa berserah diri mengikuti alur yang sudah digariskan oleh-Nya. Dari situ, saya belajar banyak hal, salah satunya adalah kejujuran. Saya sudah berjanji pada orang tua saya jika saya tidak akan menyembunyikan suatu masalah lagi. Dan dengan adanya masalah itu, saya belajar menjadi orang yang dewasa pemikirannya. Saya juga percaya, bahwa dibalik suatu problema, pasti ada hikmahnya. 🙂

    “Jika saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini.”

    Like

  6. Nama : Anggita Arief Febriandia
    Akun : @febriandia (Twitter)
    Link Share : https://twitter.com/febriandia/status/716825528565534721
    E-mail : anggitfebriandia@gmail.com
    Domisili : Pasuruan, Jawa Timur.

    Sampai sejauh ini, masalah terbesar, bagi saya, yang pernah saya alami adalah mengenai kecintaan pada diri sendiri.

    Saya seringkali rendah diri, meragukan kemampuan dan potensi yang saya miliki, membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. Saya pendiam, kurang pandai bergaul, agak canggung dalam berkomunikasi, dan itu jadi suatu masalah besar bagi saya, karena saya ingin dipandang baik oleh teman-teman saya. Apalagi ketika saya mulai menyukai seseorang, untuk menjadi diri saya sendiri, rasanya begitu sulit.

    Saya mencari solusi ke mana-mana, termasuk bertanya pada akun-akun resmi di Line yang menerima curhatan orang. Pada akhirnya saya sadar, bahwa saya belum cukup mengenali diri saya sendiri untuk mampu mencintai diri saya sendiri. Saya cukup harus mengenali diri sendiri untuk bisa mencintai, kemudian menjadi diri saya sendiri. Tak perlu berharap orang-orang akan menyukai saya. Yang terpenting, saya tetap berbuat baik pada orang lain.

    Selain itu, fokus kepada cita-cita membuat saya mulai lupa dengan masalah itu. Saya jadi berfokus untuk menyenangkan kedua orang tua saya, daripada menyenangkan orang lain yang tak mengenal saya dengan baik. Dan satu lagi, saya juga ingin menyenangkan Tuhan.
    Hal-hal itu lebih penting untuk saya lakukan, ketimbang mendengarkan ocehan orang 🙂

    Terima kasih.

    “Kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini saya bersedia membaca dan mereview buku ini.”

    Like

  7. Nama:Mela | Akun fb:MeLa | https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=188041591582718&id=100011306343423&refid=17&_ft_=top_level_post_id. | email : melalylaku19@gmail.com | demak | masalah terbesarku adl saat aku mencintai seseorang yg berbeda agama dg ku. Dan aku menyelesaikannya dg cara :
    1. Aku mencoba utk tdk memaksakan diri utk melupakan & menghilangkan rasa ini, krn menurutku, makin dipaksa malah makin inget. Nah, utk menghindari hal tsb, aku alihkan aja dg banyak2 membaca.
    2. Fokus sama mimpi & cita2. Disitu aku mulai ngerancang hal2 yg inin kulakukan dan hal2 yg ingin kucapai. Sekaligus berkhayal ‘kalo aku udah ada di kesuksesan sana’ (dr pd ngekhayalain doi)
    3. Curhat sama tuhan tentang semua perasaat aku . Krna aku percaya kalau Tuhan itu maha mendengar. Jadi ya aku bilang aja semuanya sama Tuhan.
    4. Dan yg terakhir, aku berusaha untuk memaafkan diriku sendiri karna kesalahanku ini. | kalau saya terpilih jadi pemenang #IWillSurviveGA ini. Saya bersedia membaca dan mereview buku ini. |

    Like

  8. Yak! Karena saat ini sudah pk. 00.00 maka blog tour & giveaway “I Will Survive” ini resmi ditutup ya.

    Makasih banyak untuk semua peserta. Dan nantikan pengumumannya selambat-lambatnya 3 hari lagi ya.

    Good luck! 😉

    Cheers,
    Kitty

    Like

  9. Bersahabat dengan masalah jadi mengingatkan saya dengan lagu Lenka – Trouble Is A Friend. Ya, memang benar jika sesungguhnya tak seorang pun di dunia ini luput dari masalah. Tak pernah ada dalam sejarah manusia, orang yang hidupnya benar-benar mulus. Selalu saja ada masalah. Dan, masalah itu tak mengenal label-label atas nama apapun yang melekat dan sering digunakan sebagai pembeda.

    Menganggap sesuatu yang tak biasa atau orang lain yang berbeda dari kita sebagai masalah yang perlu dihindari. Kita hanya perlu sedikit lebih bijak dalam mengatasi sebuah masalah, yaitu dengan cara mengakrabkan diri dengannya. Cara terbaik mengatasi sebuah masalah, yaitu dengan cara menganggap masalah itu sebagai suatu kepemilikan. Bagian dari kehidupan manusia, meski kadang masalah bisa membuat orang menjadi kehilangan kendali.

    Kadang, manusia sering larut dalam suasana bahagia. Lupa bahwa selalu ada suasana berbeda yang mengintai. Masalah selalu memainkan sebuah peran, yang mungkin tak akan pernah terlihat hasilnya jika kita tidak bisa menarik makna dari masalah itu. Suasana-suasana bahagia sering membuat kita menjadi tidak siap ketika tiba-tiba suatu masalah hadir di depan.

    Ketakutan atau kecemasan terhadap masalah adalah karena kita tidak siap. Menganggap bahwa masalah adalah sesuatu diluar manusia, yang harus dihindari dengan mencari jalan lain yang lebih baik. Seharusnya tak perlu demikian. Saya jadi ingat dengan sebuah peribahasa “gaudet tentamine virtu”, artinya “dalam cobaan, kebajikan membuat orang tetap gembira”.

    Like

Leave a comment